Seniman Gayo Miliki Bakat Luar Biasa

Seniman Gayo Miliki Bakat Luar Biasa
Takengon, (Analisa)

Komunitas nyawoung Aceh berlael Joe Project meluncurkan album kaset lagu Gayo perdana yang bertajuk, "Jangin Gayo Denem Pulut Lengkawi" yang dinyanyikan penyanyi Gayo Ujang Lakiki. Pembuatan kaset lagu Gayo yang lahir dari inspirasi almarhum Ilyas pandai besi ini, diluncurkan awal Juni 2006.
Pimpinan Joe Project, Jauhari Samalanga pada acara syukuran yang dihadiri seniman Gayo dan pers di Voles Raja, Pegasing, Sabtu (3/6) menyatakan, seniman di Gayo memiliki banyak potensi dan bakat yang luar biasa.
Lagu-lagu yang lahir dari daerah dingin itu, tidak akan habis dinyanyi oleh keturunannya, karena lagu-lagu yang ada di Gayo melebihi jumlah masyarakatnya sendiri.
Dikatakan, album kaset Jangin Gayo "Ujang" memuat sepuluh lagu Gayo. Salah satu judul lagu, yakni Denem Pulut Lengkawi diangkat sebagai lagu sakral yang punya makna yang mendalam bagi masyarakat Gayo. Maknanya mengisahkan masyarakat pegunungan itu yang senang bekerja keras, berusaha dan mencintai perdamaian.
"Saya melihat kesenian yang paling kreatif di Aceh adalah kesenian Gayo. Selain disuruh oleh ayahanda saya yang baru saja meninggal untuk membuat album lagu Gayo, inspirasi juga lahir karena kecintaan saya akan Takengon," kata Jauhari Samalanga.
Sedangkan Lakiki adalah nama seorang seniman Gayo yang juga telah meninggal dunia. Bagi masyarakat di Gayo, Lakiki selain dikenal sebagai seorang seniman pencipta lagu Gayo, namanya juga dijadikan nama kelompok kesenian didong (irama musik yang dimainkan beberapa orang dengan menggunakan bantal dan tangan di Gayo-red). Beberapa seniman Gayo di antaranya, Juanda, Juhra turut mewarnai album Gayo ini.
Jauhari Samalanga mengakui proses album Gayo perdana dengan album musik kontemporer ini sangat miskin alat tradisi Gayo, bahkan beberapa alat musik dari Aceh seperti, Rapa’i dan Serune Kalee diikut sertakan.
Kerja kreatif Opay dan Dedy Fajar meramu musik sederhana itu ke dalam digital sehingga dijadikan simbol dan sound-sound tradisi yang ada sehingga menjadi album Gayo "Ujang" menjadi lebih unik.
Acara syukuran peluncuran album lagu Gayo "Ujang" di lokasi penjualan buah nanas itu diisi dengan doa, makan pulut dan atraksi seniman Ujang Lakiki serta beberapa seniman lainnya. Acara syukuran tetap meriah walaupun suasana saat itu hujan